Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing.
Sekarang di seluruh dunia terdapat sekitar 700 spesies salamander yang banyak ditemukan di bumi belahan Utara dan hanya di Indonesia yang tidak ditemukan Salamander sedangkan Kosta Rika disebut-sebut sebagai Surga para Salamander.
Pada Januari 2008, di temukan tiga spesies baru salamander yang di temukan di Taman Nasiaonal La Amistad (di perbatasan antara Kosta Rika dan Panama). Ketiga spesies itu berukuran kerdil yaitu sekitar 2.8 cm dan 8 cm, sedangkan salamander terbesar di dunia merupakan asli dari Cina yang panjangnya mencapai 165cm dengan berat bisa mencapai kurang lebih 65 kg, di namakan salamander Raksasa Cina atau adrias Davidianus.
Berkembang Biak
Salamander berkembang biak secara internal, setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur. Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki sel pelindung seperti pada telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan baik, dan itu akan mati.
Bahkan ketika menetas telur salamander tetap peka terhadap lingkungan mereka. Salamander, seperti semua amfibi, memiliki kulit permeabel, gas dan air cukup memasuki atau meninggalkan tubuh melalui kulit ini. Dengan air dan gas yang masuk melalui kulit, salamander juga mengambil racun. Dengan cara ini, amfibi adalah spons lingkungan, menyerap bahan kimia dan racun dari air atau udara di sekitar mereka.
Habitat
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki. Terdapat tiga jenis habitat salamander yaitu :
- Air
Salamander air, hidup di air sepanjang umur mereka.
- Semi air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
- Terestrial
Salamander yang hidup di daerah terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan air atau lahan basah.
Manfaat Salamander
Salamander mempunyai beberapa manfaat, diantaranya telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker.
Para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan teknologi terbaru yang terbilang ampuh bagi pengobatan beberapa jenis kanker. Para peneliti lalu melirik salamander jenis axolotl. Binatang ini dikenal dengan kemampuannya yang bisa menumbuhkan kembali beberapa bagian tubuhnya. Para ilmuwan menemukan bahwa zat protein pada manusia dan axolotl memiliki kesamaan. Adapun oosit axolotl, yakni telur salamander sebelum ovulasi, mengandung molekul yang aktif memodifikasi epigenetik dan kapasitas kuat untuk mengubah tanda epigenetik pada DNA sel manusia.
Saat menangani sel-sel kanker dengan ekstrak oosit axolotl, para peneliti ternyata mampu mengaktifkan kembali gen supresor tumor dan menghentikan pertumbuhan kanker. Bahkan, keberadaan sel kanker tidak terbukti setelah 60 hari kemudian.
Selain itu, salamander dapat di jadikan sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya adalah Salamander Tiger yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai hewan peliharaan dan salamander juga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing.
Sekarang di seluruh dunia terdapat sekitar 700 spesies salamander yang banyak ditemukan di bumi belahan Utara dan hanya di Indonesia yang tidak ditemukan Salamander sedangkan Kosta Rika disebut-sebut sebagai Surga para Salamander.
Pada Januari 2008, di temukan tiga spesies baru salamander yang di temukan di Taman Nasiaonal La Amistad (di perbatasan antara Kosta Rika dan Panama). Ketiga spesies itu berukuran kerdil yaitu sekitar 2.8 cm dan 8 cm, sedangkan salamander terbesar di dunia merupakan asli dari Cina yang panjangnya mencapai 165cm dengan berat bisa mencapai kurang lebih 65 kg, di namakan salamander Raksasa Cina atau adrias Davidianus.
Berkembang Biak
Salamander berkembang biak secara internal, setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur. Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki sel pelindung seperti pada telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan baik, dan itu akan mati.
Bahkan ketika menetas telur salamander tetap peka terhadap lingkungan mereka. Salamander, seperti semua amfibi, memiliki kulit permeabel, gas dan air cukup memasuki atau meninggalkan tubuh melalui kulit ini. Dengan air dan gas yang masuk melalui kulit, salamander juga mengambil racun. Dengan cara ini, amfibi adalah spons lingkungan, menyerap bahan kimia dan racun dari air atau udara di sekitar mereka.
Habitat
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki. Terdapat tiga jenis habitat salamander yaitu :
- Air
Salamander air, hidup di air sepanjang umur mereka.
- Semi air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
- Terestrial
Salamander yang hidup di daerah terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan air atau lahan basah.
Manfaat Salamander
Salamander mempunyai beberapa manfaat, diantaranya telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker.
Para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan teknologi terbaru yang terbilang ampuh bagi pengobatan beberapa jenis kanker. Para peneliti lalu melirik salamander jenis axolotl. Binatang ini dikenal dengan kemampuannya yang bisa menumbuhkan kembali beberapa bagian tubuhnya. Para ilmuwan menemukan bahwa zat protein pada manusia dan axolotl memiliki kesamaan. Adapun oosit axolotl, yakni telur salamander sebelum ovulasi, mengandung molekul yang aktif memodifikasi epigenetik dan kapasitas kuat untuk mengubah tanda epigenetik pada DNA sel manusia.
Saat menangani sel-sel kanker dengan ekstrak oosit axolotl, para peneliti ternyata mampu mengaktifkan kembali gen supresor tumor dan menghentikan pertumbuhan kanker. Bahkan, keberadaan sel kanker tidak terbukti setelah 60 hari kemudian.
Selain itu, salamander dapat di jadikan sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya adalah Salamander Tiger yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai hewan peliharaan dan salamander juga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar